Pro dan Kontra Ujian Nasional terhadap Pendidikan Indonesia
Selama bertahun-tahun, Ujian Nasional (UN) menjadi elemen penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Diberlakukan pertama kali secara nasional pada awal 2000-an, UN dirancang untuk menjadi alat evaluasi pencapaian hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Namun, sejak tahun 2020, UN resmi dihapuskan dan digantikan oleh Asesmen Nasional (AN), yang dianggap lebih komprehensif dan berorientasi pada kompetensi. Meski begitu, perdebatan mengenai efektivitas UN masih terus bergulir, terutama saat membahas kualitas dan pemerataan pendidikan.

Artikel ini mengulas secara lengkap pro dan kontra Ujian Nasional, serta bagaimana kebijakan ini memengaruhi dunia pendidikan di Indonesia.
Apa Itu Ujian Nasional?
Ujian Nasional adalah evaluasi berskala nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk siswa tingkat akhir SD, SMP, dan SMA. Ujian ini mencakup beberapa mata pelajaran utama seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, serta mata pelajaran lain sesuai jurusan atau jenjang pendidikan.
Fungsi utamanya dulu adalah:
-
Mengukur capaian belajar siswa
-
Menilai mutu pendidikan secara nasional
-
Menjadi salah satu pertimbangan kelulusan (sebelum diubah peraturannya pada tahun-tahun terakhir pelaksanaan)
Pro: Keuntungan dan Manfaat Ujian Nasional
1. Standarisasi Mutu Pendidikan Secara Nasional
Ujian Nasional menyamakan tolok ukur antara siswa di seluruh Indonesia. Tanpa standar ini, akan sulit bagi pemerintah untuk mengetahui kualitas pendidikan antardaerah secara objektif.
Contoh: Pemerintah dapat mengetahui bahwa nilai rata-rata Matematika di Provinsi A lebih tinggi dari Provinsi B, dan segera merancang intervensi.
2. Meningkatkan Akuntabilitas Sekolah dan Guru
Dengan hasil UN yang terbuka, sekolah terdorong untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar hasil siswanya baik. Hal ini juga menjadi alat monitoring kerja guru.
3. Menumbuhkan Motivasi dan Disiplin Belajar
Karena hasil UN dulunya berpengaruh besar pada kelulusan dan seleksi masuk ke jenjang lebih tinggi, siswa jadi lebih termotivasi untuk belajar serius, terutama di kelas akhir.
4. Menyediakan Data Nasional untuk Evaluasi
Data hasil UN berguna untuk penelitian dan kebijakan pendidikan. Pemerintah dapat mengevaluasi seberapa efektif kurikulum berjalan, dan apakah perlu pembaruan.
Kontra: Kelemahan dan Dampak Negatif Ujian Nasional
1. Tekanan Psikologis yang Tinggi
UN sering dianggap sebagai momok menakutkan bagi siswa. Banyak siswa mengalami stres, cemas, bahkan depresi menjelang ujian karena takut gagal.
Data: Sebuah survei oleh lembaga independen tahun 2019 menunjukkan bahwa 7 dari 10 siswa kelas akhir mengalami gangguan tidur menjelang UN.
2. Mengurangi Cakupan Pembelajaran
Fokus guru dan siswa menjadi sempit, hanya pada materi yang akan keluar di UN. Akibatnya, pembelajaran jadi tidak holistik—mengabaikan kreativitas, soft skills, dan pendidikan karakter.
3. Kesenjangan Akses dan Kualitas
Siswa di kota besar punya akses bimbingan belajar, guru privat, dan fasilitas lengkap. Sebaliknya, siswa di pedalaman kesulitan mendapatkan materi dan latihan yang cukup, sehingga hasil UN jadi bias.
4. Potensi Kecurangan
Karena tekanan tinggi, praktik kecurangan sering terjadi, mulai dari contekan massal, kebocoran soal, hingga manipulasi nilai. Ini merusak esensi dari UN itu sendiri.
Dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional: Sebuah Transformasi
Pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merombak sistem evaluasi pendidikan nasional. Ujian Nasional dihapus dan digantikan dengan Asesmen Nasional (AN), yang lebih berfokus pada:
-
Literasi membaca
-
Numerasi (kemampuan berhitung dan bernalar)
-
Survey karakter dan lingkungan belajar
Perbedaan Utama:
Aspek | Ujian Nasional (UN) | Asesmen Nasional (AN) |
---|---|---|
Tujuan | Mengukur hasil belajar siswa | Mengukur kualitas pendidikan |
Objek | Siswa kelas akhir | Siswa acak, guru, dan kepala sekolah |
Waktu | Menjelang kelulusan | Tidak berkaitan dengan kelulusan |
Fokus | Hasil akhir | Proses dan kompetensi dasar |
Dampak Jangka Panjang Penghapusan UN
Penghapusan UN membuka ruang untuk pembelajaran yang lebih menyeluruh dan berorientasi pada kompetensi. Namun, hal ini juga memunculkan tantangan:
-
Bagaimana menilai kompetensi secara adil tanpa ujian baku?
-
Apakah guru sudah siap menjalankan Asesmen Nasional?
-
Bagaimana masyarakat menanggapi perubahan sistem yang tidak familiar?
Kesimpulan
Ujian Nasional pernah menjadi alat penting dalam sistem pendidikan Indonesia, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sementara itu, penghapusan UN dan peralihan ke Asesmen Nasional mencerminkan pergeseran paradigma pendidikan—dari sekadar mengejar nilai menuju pembelajaran yang bermakna dan manusiawi.
Pendidikan seharusnya tidak hanya mencetak siswa yang pintar secara akademik, tetapi juga cerdas secara sosial dan emosional. Oleh karena itu, sistem evaluasi pun perlu terus diperbarui agar selaras dengan tujuan tersebut.
What's Your Reaction?






